
Rabu (09/04) suasana aula Bintaraloka tidak seperti biasanya. Meja dan kursi ditata sedemikian rupa siap untuk menyambut kehadiran para tamu. Ya, siang itu kembali dilaksanakan kegiatan halal bihalal di SMP Negeri 3 Malang.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 10.00 wib ini dihadiri oleh kepala sekolah, pengawas, komite, guru, pegawai, dan para undangan.
Acara bertajuk Sucikan Hati Jalin Harmoni di Hari yang Fitri ini diisi dengan hiburan, pembacaan Kalam Ilahi dan tausiyah dari Ustadz Syamsul Arifin S.PdI. M.Pd.
Suasana begitu hangat tatkala Mauren dan Farin melantunkan suara merdu mereka. Lagu-lagu religi bernuansa lebaran mereka bawakan dengan begitu apik.

Pembacaan Kalam Ilahi dan terjemahan oleh Bapak Aminullah dan Ibu Ami membuat suasana terasa begitu syahdu.
Dalam acara tersebut Ibu Utin dan Pak Nur Rohmat selalu MC mengulas sedikit tentang sejarah halal bihalal.
Halal bihalal adalah sebuah tradisi asli bangsa Indonesia yang berisikan saling memaafkan antara satu dengan yang lain.
Ada yang mengatakan bahwa tradisi ini sudah ada sejak masa Mangkunegara I (lahir 08 April 1725) atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.

Ketika itu, setelah shalat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan dengan para raja, punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Pada pertemuan tersebut dilakukan pula tradisi sungkeman dan saling bermaaf-maafan satu sama lain.

Nama halal bihalal mulai dipakai tahun 1948. Ketika itu kondisi politik agak genting dan negara hampir mengalami perpecahan.
Atas saran KH Wahab Hasbullah, Presiden Soekarno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara pada Hari Raya Idul Fitri tahun 1948, dan pertemuan itu pun diberi nama Halal Bihalal
Di dalam acara tersebut, para tokoh politik duduk bersama dalam satu meja untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depannya.
Ustadz Syamsul Arifin dalam tausiyah pagi itu memaparkan tentang makna ketupat yang menjadi hidangan khas lebaran.
Ketupat atau kupat memiliki makna ngaku lepat atupun laku papat.
Laku papat meliputi lebaran, leburan, laburan, dan luberan. Lebaran berarti menandakan bahwa bulan puasa Ramadan telah berakhir.

Leburan diartikan sebagai melebur atau habis, yang berhubungan dengan dihapuskannya dosa dan kesalahan.
Laburan berasal dari kata kapur atau labur benda berwarna putih yang disimbolkan sebagai kesucian. Sementara luberan memiliki makna meluber atau melimpah, yang artinya ajakan untuk saling berbagi.
Dalam acara pagi itu Pak Teguh Plt Kepala SMP Negeri 3 Malang mengungkapkan bahwa memaafkan dan meminta maaf adalah perbuatan yang sangat baik. Tapi yang paling utama adalah yang lebih dahulu memohon maaf pada sesamanya.
Acara pagi itu diakhiri dengan ramah tamah dan tukar menukar kado.

Hari yang begitu membahagiakan. Ada ceria di mana-mana.
Ya, lebaran, hari yang penuh maaf dan ampunan, adalah saat yang sangat tepat untuk berbagi bahagia bersama teman-teman tercinta.
Seruuu… Halal bihalal tahun ini.. Lebaran, leburan, laburan, dan luberan.. Semua dapat… 👍👍
Seru banget halbil tahun ini😍 selamat lebaran. Mohon maaf lahir dan batin🫶
Mohon maaf lahir batin…
Momentum untuk saling memaafkan, saling menyadari pentingnya saling kerjasama dan membangun hubungan baik saling dukung dan menghargai..
Bintaraloka OK
Halal bi halal, merelakan dan mengikhlaskan minta dan memberi maaf
Semoga SMPN 3 semakin sukses
Matur nuwun sanget. Sukses selalu untuk SMP Negeri 3
Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh
Bismillah..
Alhamdulillah..
Semoga berkah dan barokah acara Halal bi Halal di SMPN 3 malang.
Meningkatkan Silahturohmi, seluruh Dewan Guru, Karyawan dan Pengurus Komite SMPN 3 Malang.
Mewakili Pengurus Komite dan POM SMPN 3 Malang.
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1446H / 2025
“Mohon Maaf Lahir dan Bathin”
Wa’alaikum Salam Warahmatullihi Wabarakatuh.
Ketua Komite SMPN 3 Malang.
Acara Halal Bihalal tahun ini begitu meriah dan penuh makna, apakah SMPN 3 Malang juga memiliki rencana untuk menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan resmi sekolah yang bisa melibatkan alumni? visit us IT Telkom