
Pada hari Kamis (14/08) telah dilaksanakan upacara Hari Pramuka yang ke 64 di Bumi Bintaraloka.
Upacara dengan seluruh petugas anggota dewan galang Pramuka ini dimulai pukul 06.45 dengan pembina upacara Pak Herianto.
Sebuah pemandangan yang berbeda dalam upacara kali adalah seluruh peserta upacara termasuk Bapak dan Ibu guru semua mengenakan seragam pramuka lengkap.

Mengapa 14 Agustus diperingati sebagai hari Pramuka? Ternyata ada sejarah panjang penetapan tanggal tersebut sebagai hari Pramuka.
Sekilas Sejarah Kepanduan atau Pramuka
Latihan kepanduan (Pramuka) pertama kali dilakukan pada tahun 1912 di Batavia sebagai bagian dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).
setelah fua tahun NPO berubah nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Gerakan ini pada awalnya didominasi oleh keturunan Belanda. Meski demikian semangat kepanduan dengan cepat menjalar ke kalangan pribumi, sehingga pada tahun 1916, Mangkunegara VII Solo memprakarsai berdirinya organisasi kepanduan bumiputera pertama yang bernama Javaansche Padvinders Organisatie.

Sejak itu organisasi kepanduan makin banyak bermunculan mulai yang berbasis agama sampai kebangsaan.
Perkembangan gerakan kepanduan ini begitu pesat hingga menarik perhatian tokoh kepanduan dunia. Bahkan pada bulan Desember 1934, Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, melakukan kunjungan ke Batavia, Semarang, dan Surabaya.
Gerakan kepanduan di Indonesia semakin diakui dunia ketika para pandu tanah air turut serta dalam Jambore Dunia 1937 di Belanda.
Pasca kemerdekaan Indonesia, jumlah organisasi kepanduan semakin banyak dengan visi yang beragam. Hal ini dinilai kurang efektif. Hingga Presiden Soekarno bersama Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono IX menggagas sebuah ide besar: melebur seluruh organisasi kepanduan ke dalam satu wadah tunggal bernama Gerakan Pramuka.
Setelah melalui berbagai tahapan akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1961 Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui sebuah upacara akbar di Istana Negara dengan mengangkat Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua pertama Kwartir Nasional.

Upacara berjalan khidmat. Berbeda dengan upacara bendera, dalam upacara hari ini ada pembacaan Dasa Dharma Pramuka dan menyanyikan lagu Hymne Pramuka.
Dalam sambutan pagi itu Pak Herianto menjelaskan bahwa lewat gerakan Pramuka kita bisa belajar life skill, soft skill, dan hard skill, serta penguatan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik sehingga seorang Pramuka bisa menjadi kader pemimpin bangsa yang paripurna.
Melalui tema “Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa”, ditegaskan bahwa Gerakan Pramuka melibatkan kolaborasi dan juga sinergi dengan berbagai pihak untuk membangun Indonesia.

Akhirnya selamat Hari Ulang Tahun Pramuka semoga dengan semakin bertambahnya usia Pramuka selalu bisa selalu hadir sebagai pembentuk karakter generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan yang siap menghadapi perubahan zaman.
Selamat Hari Pramuka! 1 Pramuka, 1 Indonesia.