Semangat Idul Adha di SMP Negeri 3 Malang, Refleksi Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail

Foto bersama sesudah pelaksanaan sholat id, dokumentasi Naufal

Pada hari Jumat (06/06)  telah dilaksanakan sholat Idul Adha di lapangan volley SMP Negeri 3 Malang. Sholat kali ini diikuti oleh siswa kelas tujuh dan delapan, guru, Plt kepala sekolah, ketua komite beserta jajarannya juga beberapa orang tua.

Dalam sambutan pagi ini Bapak Teguh Edy Purwanta, Plt Kepala SMP Negeri 3 Malang mengucapkan terima kasih atas kehadiran semuanya. Beliau juga menerangkan karena berbagai kegiatan yang sangat padat  tahun ini SMP Negeri 3 Malang tidak melaksanakan penyembelihan kurban, dan diharapkan tahun depan bisa melaksanakan kegiatan tersebut seperti tahun tahun yang lalu.

Bertindak sebagai imam dan khotib sholat Id pagi ini adalah Ustadz Budi Sulistyo, S.Hi, M.Pd.

Ustadz Budi Sulistyo, dokumentasi Bintaraloka

Dalam ceramah pagi ini Ustadz Budi menjelaskan bahwa sebagai umat muslim kita harus selalu mengikuti teladan dari Nabi Muhammad SAW juga Nabi Ibrahim as.

Memperingati Kurban berarti kita mengingat kembali perjalanan hidup Nabi Ibrahim as dan mengambil hikmah dari segala peristiwa yang ada di dalamnya.

Menengok kembali kisah Nabiyullah Ibrahim, diiterangkan oleh Ustadz Budi bahwa Nabi Ibrahim dan Ibu Hajar sangat merindukan hadirnya anak dalam kehidupan mereka. Setelah menunggu bertahun-tahun akhirnya lahirlah Ismail.

Ketika Ismail masih bayi datang perintah Allah pada Nabi Ibrahim untuk uzlah, mengajak anak dan istrinya pindah ke daerah Mekkah dan meninggalkannya.

Meski perintah itu terasa berat, tapi karena ketaatan manusia- manusia pilihan ini, perintah tersebut pun dijalani

Hingga ketika Ismail menginjak baligh perintah berikutnya datang, yaitu agar nabi Ibrahim menyembelih putranya, Ismail.

Jamaah putra, dokumentasi Naufal

Sungguh sebuah perintah yang berat, namun karena ketaatan dan ketakwaan mereka,  Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melaksanakannya, dan ternyata Ismail diganti dengan domba.

Ketaatan yang sungguh luar biasa dari Nabi Ibrahim ini yang akhirnya membawa anak keturunan Nabi Ibrahim menjadi orang- orang besar dan beliau bergelar Abul Ambiya wal Mursalin, atau Bapak dari para nabi dan rasul.

Dari peristiwa di atas bisa diambil pelajaran tentang ketaatan, kesabaran dalam menjalankan perintah Allah, serta khusnudzon atas segala ketentuan Allah.

Diungkapkan oleh Ustadz Budi bahwa dengan taat dan khusnudzon dalam menegakkan agama Allah, maka Allah akan menjamin kehidupan kita.

Jamaah putri, dokumentasi Anggita

“Marilah kita mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa Kurban ini untuk bisa diterapkan di era sekarang sehingga hidup kita diberkati oleh Allah SWT,” pungkas Ustadz Budi di akhir ceramahnya.

Setelah sholat Id, acara dilanjutkan dengan foto bersama dan ramah tamah dan sarapan bersama siswa BDI yang sejak sehari sebelumnya melaksanakan kegiatan sholat berjamaah dan takbiran di Masjid Bintaraloka.

Sarapan bersama, dokumentasi Pak Imron

Akhirnya semoga dengan peringatan Kurban ini kita semua akan tumbuh menjadi manusia yang lebih baik, dan akan muncul “Ismail Ismail” baru yang rela berkorban demi ketaatan pada perintah Allah SWT.

4 thoughts on “Semangat Idul Adha di SMP Negeri 3 Malang, Refleksi Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail”

  1. TEGUH EDY PURWANTA

    “Semoga kegiatan sholat Idul Adha di sekolah dapat meningkatkan keimanan dan kebersamaan siswa, serta menjadi pengalaman berharga dalam menjalankan ibadah dan memahami makna Idul Adha.”

  2. Susetyaningtyas

    Semoga keteladanan para nabi bisa menjadikan kita manusia-manusia yg bertaqwa dan semakin mencintai Allah SWT, aamiin

  3. Semoga anak anak bintaraloka menjadi Ismail masa kini. Sosok yang taat, iklhas dan rela berkorban. Taat dalam tata tertib dan iklhas dalam semua dalam mengerjakan semua tugas.

  4. Semoga kita semua bisa selalu meneladani ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan putra tercinta Ismail kepada Allah SWT.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *