Setelah satu bulan kita melaksanakan puasa Ramadhan dan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT, maka sudah selayaknya kita juga meminta maaf atas dosa kita pada sesama manusia agar kita benar-benar terlahir kembali sebagai manusia yang fitri.
Sebagai seorang manusia kita tak bisa lepas dari kesalahan. Ya, dalam berinteraksi dengan sesama selalu terjadi gesekan di antara kita.
Satu tradisi yang selalu dilakukan di bulan Syawal adalah halal bi halal. Tradisi dimana kita bersalam-salaman untuk saling memaafkan.
Istilah halal bi halal berawal pada sekitar tahun 1948 di mana Presiden Sukarno sangat prihatin atas pertikaian antar para pemimpin politik di Indonesia saat itu. Indonesia yang baru saja merdeka terancam mengalami desintegrasi jika masalah tersebut tidak segera diatasi.
Atas usul ulama NU, K.H. Abdul Wahab Hasbullah maka pada tahun itu diadakan pertemuan para pimpinan partai politik dengan memanfaatkan momentum Hari Raya Idul Fitri untuk saling bermaaf-maafan dan menghalalkan segala dosa.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di istana negara dan diberi nama halal bihalal, dan untuk selanjutnya tradisi tersebut terus dilakukan dari tahun ke tahun sampai sekarang.
Hingga kini halal bihalal menjadi acara rutin lembaga-lembaga, kantor ataupun sekolah setiap habis libur Lebaran.
Seperti yang dilaksanakan Bintaraloka di hari pertama masuk sekolah (22/4) siswa diajak berhalal bihalal di lapangan sekolah.
Halal bi halal dilaksanakan seluruh warga sekolah sesudah dilaksanakannya apel pagi. Semua bersalam-salaman untuk melebur segala dosa dan kesalahan. Ya, sekian lama berinteraksi pasti pernah terjadi perbuatan salah baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Sebagai perwujudan dari moderasi beragama di sekolah, halal bihalal diikuti oleh seluruh warga sekolah, bukan hanya yang beragama Islam saja. Bukankah agama mengajarkan bahwa selain memperhatikan hubungan kita dengan Allah kita juga harus berbuat baik pada sesama manusia?
Meski hakekatnya orang yang memaafkan lebih mulia daripada meminta maaf, saling memaafkan sangat dianjurkan untuk menabur rasa empati dan memperkokoh silaturahmi di antara sesama manusia.lebih mulia daripada meminta maaf, saling memaafkan sangat dianjurkan untuk menabur rasa empati dan memperkokoh silaturahmi di antara sesama manusia.